Air Terjun Putuk Truno Prigen Pasuruan
Air Terjun Putuk Truno Prigen Pasuruan. |
Indahnya eksotisme wisata air terjun putuk truno yang terletak di kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa timur ini menjadi magnet wisatawan lokal maupun wisatawan dari mancanegara sehingga orang orang yang berkunjung ke tempat wisata ini terasa nyaman dan sejuk dengan suhu pegunungan yang bersih.
Dahulu nama air terjun Putuk Truno ini terbentuk oleh fakta sejarah kisah cinta dua sejoli yang berniat untuk menikah tetapi tidak mendapatkan restu oleh ayahanda dari pihak perempuan, berikut detail sejarah yang akan saya kupas tuntas agar setiap orang yang belum ataupun sudah mengunjungi tempat wisata ini dapat mengetahui dengan jelas kilas sejarah awal mula adanya nama air terjun Putuk Truno di Prigen Pasuruan.
Putuk Truno diambil dari kata Putuk yang artinya dalam bahasa Jawa yakni Gunung kecil atau tempat yang lebih tinggi dari lokasi sekitarnya dan Truno diambil dari sebuah nama Joko Taruno (disebut juga Joko Truno=Turunan).
Beliau seorang Pangeran dari Kerajaan Majapahit dari Raja Hayam Wuruk dengan seorang selir. Konon sang Pangeran menaruh hari pada seorang putri bernama Sri Gading Lestari yakni seorang Putri dari Raja Arya Wirajaya yang berasal dari sebuah kerajaan di pulau Madura seberang pulau Jawa.
Joko Taruni dan Sri Gading Lestari saling mencintai, sang Pangeran berniat untuk mempersuntingnya, tetapi ayahanda dari sang Putri menentang pernikahan tersebut. Dengan alasan bahwa Joko Taruni adalah keturunan anak dari seorang selir bukan Ratu dari sebuah Kerajaan.
Melihat cinta keduanya sangat sulit dipisahkan, maka akhirnya sang Putri diasingkan ke sebuah air terjun di daerah desa purwodadi Pasuruan (sekarang bernama prigen) dan tempat pengasingan tersebut di pasang pagar Gaib agar sang Putri dan Joko Taruno tidak dapat berhubungan lagi. Air terjun tersebut sekarang dikenal dengan nama Coban Baung(serigala), dan sang Putri dijuluki Putri Baung hingga kini pada saat waktu tertentu air terjun tersebut akan terdengar suara Baung atau lolongan Serigala, hal tersebut menurut mitos sebagai ungkapan isi hatinya.
Joko Taruno tidak patah semangat dalam merajut cinta kasihnya dengan Sri Gading Lestari agar kekuatan cinta keduanya tidak dapat dipisahkan oleh siapapun. Joko Taruno dan Sri Gading Lestari melakukan Semedi (tapa Brata) hingga muksa (menghilang), akhirnya Joko Taruno dapat menembus pagar gaib menghalanginya, sang Putri diboyong ke tempat Joko Taruno bertapa yang kini dikenal dengan nama Air terjun Putuk Truno, ditempat inilah kisah asmara kedua insan tersebut bersatu dan abadi, dengan dibuktikan adanya Tenger (tanda) berupa petilasan diatas air terjun Putuk Truno.
Air terjun Putuk Truno ini juga dinamakan Air terjun keabadian, dipercayai oleh orang yang berkunjung ketempat ini akan mendapat berkah cinta yang Abadi.
Demikian sebatas informasi yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan di waktu kedepan wisata air terjun Putuk Truno ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Pasuruan agar dapat didorong menjadi ikon wisata air terjun yang berkelas dunia.